8 Kyai PBNU Diundang PCINU Jepang untuk Pengkaderan Nahdliyin di Jepang
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mengadakan kegiatan Pendidikan Dasar Pendidikan Penggerak Kader Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) dan Pendidikan Menengah Kader Nahdlatul Ulama (PMKNU) yang bertempat di Pesantren NU Jepang dan Masjid NU At-Taqwa, Koga, Ibaraki, pada tanggal 3-5 Mei 2024.
Kegiatan PD-PKPNU dan PMKNU tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang diawali dengan peresmian pesantren NU pertama di Jepang. Menurut Ketua PCINU Jepang Achmad Gazali, alasan peresmian pesantren yang dibarengkan dengan kegiatan pengkaderan adalah agar para peserta pendidikan merasakan spirit keberadaan pesantren. Harapannya, ke depan pesantren NU memiliki ruh dari kegiatan pengkaderan.
Kegiatan PD-PKPNU dan PMKNU tersebut mendatangkan delapan kyai dari Indonesia secara langsung ke Jepang untuk memberikan setidaknya 20 materi tentang Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyah.
Delapan kyai yang menjadi Tim Kaderisasi PBNU yang hadir di lokasi pengkaderan adalah:
1. KH. Masyhuri Malik (Ketua PBNU)
2. Dr. KH. Miftah Faqih, MA (Ketua PBNU)
3. Dr. KH. Muhammad Faesal, MH., M.Pd (Ketua PBNU)
4. KH. Ahmad Syarif Munawi, ME., M.Sc (Wakil Sekjen PBNU)
5. KH. Amir Ma’ruf, M.Si (Wakil Sekjen PBNU)
6. Dr. H. Heri Kuswara, M.Kom (Instruktur Nasional PMKNU PBNU)
7. H. Mukhlis Yusuf Arbi (Instruktur Nasional PD-PKPNU)
8. Akes Damianto (Koordinator Tim Asistensi PMKNU)
Materi yang diberikan berkisar tentang ke-NU-an, kepemimpinan ala NU, arah dan cita-cita NU tahun 2022-2027 sekaligus dakwah dengan medsos kepada sekitar 60 peserta warga nahdliyyin.
Perwakilan dari Fukuoka di selatan Jepang hingga Hokkaido di utara Jepang hadir di pesantren untuk mengikuti kegiatan pengkaderan tersebut.
Menurut Achmad Gazali, urgensi kegiatan ini didorong oleh beberapa faktor. Pertama, struktur NU di Jepang semakin meluas sehingga para kadernya perlu meningkatkan kemampuan organisasinya. Kedua, PCINU telah memiliki masjid dan pesantren sehingga diperlukan SDM yang dapat menghidupkan ruh pesantren.
“Saya harap setelah pengkaderan peserta lebih semangat dalam berkhidmat dan memiliki kesadaran kesukarelaan dalam dakwah dan khidmat di Jepang,” ungkap Ketua PCINU Jepang Achmad Gazali.
Salah satu instruktur, Dr. KH. Miftah Faqih, MA, memberikan kesan yang luar biasa kepada PCINU Jepang.
“Pengkaderan di Jepang sangat luar biasa. PCINU Jepang yang terdiri dari berbagai latar belakang merupakan suatu kekayaan yang perlu didorong untuk bisa melakukan perkhidmatan di Jepang. Saya melihat PCINU tidak elitist. Ada harapan berkembangnya NU di Jepang melalui PCINU dan MWCINU-MWCINU di Jepang,” tuturnya.
Sebelumnya, turut hadir pula Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang sekaligus Mustasyar PCINU Jepang Heri Akhmadi pada acara peresmian pesantren NU pertama di Jepang sekaligus pembukaan acara PD-PKPNU dan PMKNU. Dalam sambutannya, Dubes Heri Akhmadi mengucapkan selamat atas pelaksanaan pendidikan dasar yang mendatangkan instruktur dari PBNU. Beliau berharap agar seluruh peserta yang mengikuti pendidikan tersebut memperoleh pendidikan dasar sekaligus mempelajari cara membangun basis dakwah di masa yang akan datang dengan gotong royong.
Selain harapan dari Dubes RI, Ketua PBNU KH. Masyhuri Malik juga memaparkan dalam sambutannya di Pesantren NU Koga bahwa nahdliyin membutuhkan NU agar di akhirat nanti dapat berkumpul dengan orang shalih, seperti Kyai Hasyim Asy’ari.
“NU tidak butuh kita, kitalah yang butuh NU. Tentunya menjadi harapan kita semua nanti di akhirat kelak bahwa kita bisa berkumpul dengan orang-orang shalih, seperti Kyai Hasyim Asy’ari, pendiri NU,” tutur beliau.
Respons positif diungkapkan oleh salah satu peserta dari Hokkaido, Nanda, yang disampaikan setelah pengkaderan ini berakhir pada Ahad (5/5/24).
“Melalui pengkaderan ini, saya belajar banyak tentang ke-NU-an, mulai dari tujuan kegiatan sampai ke output yang diharapkan. Semangat berkhidmat di NU merupakan salah satu upaya kita meneruskan dakwah Nabi Muhammad SAW, khususnya di negeri muslim minoritas, hingga ke daerah utara Jepang yang memiliki potensi besar dalam penyebarluasan cinta kasih yang dibawa agama Islam,” pungkasnya.
Kontributor: Zayyin