Berbeda dengan Saudi, Jepang Ikhbarkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada 17 Juni 2024

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang memberikan ikhbar bahwa Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada Senin, 17 Juni 2024. Hal ini tentu saja berbeda dengan Saudi yang akan menggelar puncak haji wukuf 9 Dzulhijjah 1445 H pada hari Sabtu, 15 Juni 2024. Sedangkan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H pada hari Ahad, 16 Juni 2024 seperti yang disampaikan Da’iratul Ahillah atau Badan Hisab dan Rukyat Mahkamah Tinggi Kerajaan Arab Saudi (KSA).

Meski berbeda dengan Saudi, Ketua Tanfidziyah PCINU Jepang Achmad Gazali menjelaskan bahwa penentuan bulan Dzulhijjah serta Hari Raya Idul Adha 1445 di Jepang ini berdasarkan Hisab Imkanur Rukyah yang dilakukan Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Indonesia.

Senada dengan PCINU Jepang, Ruyat e-Hilal Committee Japan juga menetapkan bahwa Hari Raya Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024  dengan menerbitkan pengumuman di media sosial.

Achmad Gazali menjelaskan bahwa perbedaan tanggal hari raya yang terjadi di Jepang dan Saudi ini terjadi karena adanya perbedaan posisi matahari sehingga Arab Saudi merayakan Idul Adha lebih awal dibandingkan Jepang.

“Perbedaan waktu Idul Adha di Jepang dan di Arab Saudi dikarenakan perbedaan posisi matahari yang berbeda dari kedua negara. Arab Saudi mengalami waktu yang lebih awal dibandingkan Jepang sehingga lebaran di Arab Saudi lebih awal,’’ ungkapnya. 

Gazali juga melanjutkan bahwa Muslim di Jepang yang ingin mengamalkan sunah puasa Arafah dapat melakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah 1445 H yang jatuh pada hari Ahad, 16 Juni 2024, meskipun Saudi saat itu sudah merayakan Hari Raya Idul Adha.

“Konsekuensinya, walaupun di Arab sudah tanggal 10 Dzulhijjah, di Jepang masih tanggal 9 Dzulhijjah, sementara puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah,” jelasnya.

Meski Muslim merupakan minoritas  di Jepang, hampir setiap pengurus masjid di Jepang menyelenggarakan sholat Idul Adha, seperti masjid-masjid yang sering digunakan Nahdliyin untuk berjamaah, menurut Achmad Gazali.

“Yang pasti semua masjid melaksanakan, mulai Masjid NU At-Taqwa, Masjid Nusantara, Masjid Indonesia Tokyo, Masjid Al-Ikhlas Kabukhicho, hingga Masjid Al-Ikhlas Kandatsu,” ungkapnya.

Perayaan Idul Adha tentunya identik dengan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. Achmad Gazali juga berpesan untuk Muslim di Jepang yang hendak berkurban di Hari Raya Idul Adha untuk mendahulukan saudara yang terdekat terlebih dahulu seperti melalui Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) PCINU karena penyembelihan hewan di Jepang tidak mudah dan ada regulasinya.

“Berkurban bisa di mana saja. Utamakan untuk saudara-saudara kita yang lebih dekat. Jika sudah tidak ada lagi, baru beralih ke yang lebih jauh. Untuk berkurban di Jepang, ada faktor regulasi penyembelihan yang tidak boleh sembarangan, sehingga berkurban di Jepang tidak mudah. Jika demikian, bisa dikirim ke indonesia. Berkurban bisa melalui LAZISNU PCINU,” pungkasnya.