Dua Hal yang Dicintai Allah: Pesan dari Ketua Muslimat NU Jepang dalam Khataman Quran

Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jepang mengadakan acara Khataman Al-Qur’an secara daring melalui Zoom pada hari Sabtu, 29 Maret 2025. Kegiatan ini diikuti oleh anggota PCI Muslimat NU Jepang dari berbagai wilayah di Jepang, seperti Kyoto, Ibaraki, Hiroshima, dan Okayama.
Dalam sambutannya, Ketua PCI Muslimat NU Jepang, Syaifiyatul Hasanah, S.Si, M.Biomed, menyampaikan pesan-pesan penuh makna tentang bulan Ramadan.
“Ramadan adalah bulan penuh kemuliaan, bulan yang penuh pahala. Karena itu, mari kita saling memaafkan, baik atas kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja,” tutur Syaifiyatul Hasanah yang akrab disapa Sevy.
Ia juga menekankan bahwa Ramadan bukan hanya membahagiakan bagi mereka yang hidup, tetapi juga membawa ketenangan bagi mereka yang telah tiada.
“Sebenarnya yang merasakan kebahagiaan di bulan Ramadan bukan hanya yang masih hidup. Mereka yang sudah wafat pun mendapat keringanan dari siksa kubur,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sevy menggambarkan betapa istimewanya Ramadan, terutama ketika gema takbir mulai terdengar.
“Orang-orang di alam kubur menangis saat takbir dikumandangkan, sementara kita yang masih hidup bersuka cita. Ini menunjukkan betapa mulianya bulan Ramadan, bulan turunnya Al-Qur’an,” jelasnya.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk memperbanyak dzikir, terutama di malam Lailatul Qadar.
“Manfaatkan malam-malam terakhir Ramadan untuk memperbanyak dzikir. Sebagai muslimah, mari kita menjadi bagian dari generasi ulul albab,” katanya.
Salah satu pesan penting lainnya adalah tentang pentingnya saling memaafkan dan saling mengingatkan.
“Kadang kita lupa kalau pernah berbuat salah. Maka mari saling memaafkan dan saling menasihati dengan hati yang tulus,” ujarnya.
Sevy juga menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang menyeluruh.
“Al-Qur’an ibarat ringkasan hidup manusia. Dari bangun tidur hingga tidur kembali, semuanya ada dalam Al-Qur’an. Maka, prioritaskan dan jadikan Al-Qur’an pedoman hidup baik urusan dunia maupun akhirat. Bahasanya pun universal,” tegasnya.
Mengakhiri pesannya, ia menyampaikan bahwa ada dua hal yang sangat dicintai oleh Allah.
“Salah satu tanda bahwa Allah mencintai kita adalah ketika kita senantiasa membaca Al-Qur’an dan mendirikan salat,” pungkasnya.
Acara khataman ditutup dengan doa bersama oleh seluruh peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.
Kontributor: Zayyin Mukmila
Editor: Dina Faoziah