Alumni PCINU Jepang Semangati Nahdliyyin dalam Acara Halal bi Halal PCINU Jepang
Halal bi halal merupakan tradisi khas muslim Indonesia berupa acara silaturahmi dan saling memaafkan pada suasana idul fitri. Dengan semangat bulan syawal dan masih dalam suasana lebaran, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mengadakan acara Halal bi Halal yang bertema “Memperkuat Kerjasama dan Persaudaraan di Momen Lebaran Idul Fitri sebagai Upaya Merawat Jagat Membangun Peradaban”. Acara yang dilaksanakan secara virtual pada Sabtu (28/5), menghadirkan empat pembicara yang merupakan alumni PCINU Jepang, yaitu Prof. Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom (Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI), Prof. Anwar Sanusi, MPA, PhD (Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI), Dr. Emil Elestianto Dardak, B.Bus, M.Sc. (Wakil Gubernur Jawa Timur), dan KH. Khariri Makmun, Lc., Dpl., MA, (Wakil Sekretaris Komisi Dakwah MUI).
Menurut ketua panitia, Sahias Suhda, M.Sc , acara tersebut bertujuan untuk memfasilitasi silaturahmi untuk mempererat persaudaraan dan meningkatkan kerjasama, baik antar personal, maupun antar lembaga, serta saling bersinergi dengan alumni untuk membangun jejaring.
Achmad Gazali, M.Sc, ketua PCINU Jepang, dalam sambutannya mengungkapkan perkembangan PCINU Jepang saat ini yang kini telah memiliki tujuh lembaga dan satu badan khusus. PCINU Jepang juga terus berkoordinasi dan mendukung bertumbuhnya lima badan otonom dan mendukung MWCINU yang terus bertumbuh di seluruh wilayah Jepang. “Salah satu badan khusus dan lembaga yang kegiatannya sangat aktif adalah badan khusus mualaf center, yang banyak membimbing orang-orang Jepang mengenal dan masuk Islam, juga Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) dan tim hadroh nusantara yang menyajikan hadrah berbahasa Jepang di festival internasional yang disaksikan dari berbagai negara“, sahut Gazali.
Acara halal bi halal tersebut dibuka oleh Ir. Heri Akhmadi, Duta Besar RI untuk Jepang. Dalam sambutannya, Heri berharap dengan terselenggaranya acara ini dapat memotivasi para pengurus untuk bekerja lebih solid mengingat tema besar PBNU yang membutuhkan kerja tidak mudah yaitu merawat jagad dan membangun peradaban. “Semoga kedepannya ada peluang kerjasama dan jejaring untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) PCINU serta peluang bagi nahdliyyin dalam dunia kerja untuk bersama-sama dalam memajukan Indonesia”, tutur Heri.
Anwar, selaku pemateri pertama memulai paparannya dengan memberikan semangat kepada nahdliyyin di Jepang untuk bisa menguatkan kerjasama ukhuwah, memberikan kebaikan dan manfaat untuk sesama. Beliau mengatakan bahwa ciri organisasi yang bermanfaat adalah organisasi yang terus berkembang. “Seperti halnya PCINU di Jepang yang terus berkembang dari 2004 sampai sekarang, militansi PCINU sangatlah baik karena terus berkembang dan memberikan manfaat dari masa ke masa“, papar Anwar yang merupakan pionir Ketua PCINU Jepang tahun 2004-2006.
Dalam pesannya Anwar juga menyampaikan bahwa demografi Indonesia saat ini mencapai 70% angka kerja produktif dan bisa menghasilkan sesuatu yang baik jika dikelola dengan baik. “Yang harus kita lakukan dalam mengembangkan SDM Indonesia adalah dengan kerjasama, sinergi efektif yang menjadi kuncinya dan juga meningkatkan kemampuan/skill Indonesia khususnya para kaum nahdliyyin agar menjadi baik“, sahut Anwar. Selain itu, Anwar juga menyebutkan bahwa saat ini kebutuhan Special Skill Worker (SSW) di Jepang sangat banyak, PCINU Jepang harus bisa mengambil peran disini dengan memberikan pengetahuan dan skill bagi para warga nahdliyyin baik yang ada di Jepang maupun di Indonesia.
Agus sebagai pemateri kedua menyampaikan motivasi untuk bekerja dengan solid yaitu dengan sebuah konsep keikhlasan. Beliau mengatakan dalam bekerja sesuai kebenaran kita tidak harus dipaksa atau diiming-imingi. Dia juga menjelaskan bahwa NU bukan politik praktis tetapi politik berkebangsaan yang efeknya sangat berpengaruh pada kehidupan berbangsa dan bernegara. “ Jangan sampai menggunakan NU untuk kepentingan pribadi yang dapat merusak NU tetapi berusaha menggunakan NU untuk kemaslahatan warga nahdliyyin“, tutur Agus yang pernah menjadi Rois Syuriah PCINU 2006-2007.
Emil sebagai pemateri ketiga menyampaikan bahwa fungsi alumni PCINU Jepang dapat ditekankan pada memberikan informasi, memberikan semangat atau juga memberikan jalan bagaimana meningkatkan skill dan juga sharing dalam berbagai hal untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. “Alumni atau pengurus dan anggota PCINU Jepang bisa menjadi mentor untuk meningkatkan skill atau ilmu pengetahuan kepada yang anggota lainnya yang membutuhkan“, sahut Emil yang merupakan Alumni pengurus PCINU Jepang 2006-2007. Emil juga mengatakan bahwa networking itu penting selain ijazah, karena saat ini banyak sekali lulusan S1 sampai S3 galau karena keterbatasan lowongan pekerjaan. “Saat ini portfolio lebih penting dibandingkan CV (Curriculum Vitae), karena lebih menitik beratkan terhadap apa yang sudah anda lakukan ketika menduduki jabatan atau pekerjaan tertentu, papar Emil.
Di akhir sesi diskusi, moderator, Yulianto, sekretaris PCINU Jepang 2021-2022, memberikan garis merah yang dapat ditarik dari ketiga pembicara tersebut, antara lain : pentingnya sinergi antara alumni PCINU Jepang untuk dapat memanfaatkan bonus demografi Indonesia kearah yang positif agar menjadi suatu berkah bagi Indonesia khususnya warga nahdliyyin ; bentuk sinergi yang dimaksud bukan kearah negatif berupa kolusi dan nepotisme sesama alumni PCINU Jepang tetapi lebih kearah sebagai media networking yang bisa untuk berbagi informasi, meningkatkan pengetahuan dan keahlian dan juga mentor ; dan setelah mendapatkan kesempatan bekerja maupun sebagai birokrat hendaknya selalu kembali ke rule fitrah manusia yaitu menyelesaikan amanah dengan baik dan memutuskan perkara dengan seadil-adilnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Yulianto juga memberikan rangkuman diskusi berkaitan dengan fungsi alumni PCINU Jepang, antara lain : tindakan nyata yang bisa dilakukan PCINU Jepang adalah bisa memberikan pelatihan bahasa minimal N4 bagi warga nahdliyyin di Jepang maupun di Indonesia karena salah satu syarat SSW adalah bisa berbahasa Jepang ; memberikan pengetahuan atau skill khusus bagi para warga nahdliyyin Jepang maupun Indonesia bagi yang ingin ke Jepang bekerja sebagai SSW ; dan mempersiapkan warga nahdliyyin yang pulang Indonesia agar dapat membangun desanya sehingga bisa menjadi duta untuk mencapai Desmigratif (Desa Migran Produktif).
Pada sesi mauidhoh hasanah, Khariri menyampaikan bahwa terdapat tiga hal penting yang perlu dipegang oleh kader NU di seluruh dunia, yaitu mitos, logos, dan etos. “ Kita perlu percaya pada mitos NU sebagai organisasi terbesar di dunia, survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebutkan terdapat sekedar 110 juta warga NU, sebagai kekuatan besar yang jika di konsolidasi dan kolaborasikan akan menjadi kekuatan super ; Logos, karna hujjah ilmiah NU punya sanad yg tidak diragukan lagi dan terdokumentasi dengan baik ; Etos, dengan semangat yang mampu mentransformasi nilai nilai NU di segala bidang termasuk, bidang politik, ekonomi, dan bidang lainnya“, papar Khariri Makmun yang pernah mengemban amanah sebagai Rois Syuriah PCINU Jepang 2004-2006. Di akhir mauidhoh hasanah, Khariri berharap nahdliyyin di Jepang, selain terus membangun masjid, juga dapat membumikan islam secara rahmatalil alamin di tengah kehidupan modern warga Jepang.
Kontributor : Sridian dan Nafila
Foto by Rudi dan Arifin