Perayaan Idul Adha 1445 H di Beberapa Masjid Jepang
Sebagai muslim di negara dengan penduduk muslim minoritas seperti di Jepang, tentu kita mengalami banyak hal yang berbeda jika dibandingkan dengan di Indonesia. Ada tradisi yang berbeda dalam penyambutan atau perayaan hari besar umat Islam. Meskipun Hari Raya Idul Adha 1445 H di Jepang bukan merupakan hari libur, para jamaah tetap antusias mendatangi masjid-masjid. Hal ini mendorong pengurus masjid di Jepang untuk membagi jamaah ke dalam beberapa gelombang, seperti di Masjid NU At-Taqwa Koga, Ibaraki.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, Achmad Gazali mengungkapkan bahwa muslim yang berdomisili di sekitar Masjid NU At-Taqwa Koga Ibaraki menunaikan sholat Idul Adha dalam dua gelombang, dengan kisaran 500 jamaah secara keseluruhan.
“Gelombang pertama tidak terlalu ramai seperti gelombang kedua karena lebih pagi dan dikhususkan untuk panitia. Saya lihat para jamaah tetap antusias walaupun tidak membeludak seperti saat Idul Fitri,’’ kata Achmad Gazali yang menjadi Imam sholat Idul Adha gelombang pertama di sana.
Alasan gelombang pertama tidak terlalu ramai, menurut Gazali, karena Hari Raya Idul Adha 1445 H jatuh pada hari Senin, 17 Juni 2024 yang merupakan hari kerja di Jepang.
Senada dengan Masjid NU At-Taqwa, Masjid Al-Hidayah Toki, Gifu Ken juga melaksanakan sholat Idul Adha dengan dua gelombang. Wakil Rais Syuriah PCINU Jepang Agus Sulipan yang menjadi Imam gelombang kedua di sana mengatakan bahwa beliau menyampaikan khutbah Idul Adha dengan tema meneladani keluarga Nabi Ibrahim.
Berbeda dengan kedua masjid di atas, Masjid Indonesia Tokyo menyediakan lima gelombang untuk para jamaah yang hendak melaksanakan sholat Idul Adha. Bertindak sebagai Imam dan Khatib, Nasril Albab membawakan materi khutbah dengan tema Idul Adha sebagai momentum untuk menguatkan tauhid, mendasarkan keikhlasan, dan melahirkan kesetaraan di antara manusia.
Kesempatan bertugas sebagai Imam di Masjid Indonesia Tokyo saat Idul Adha membuat Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu bersyukur karena dapat menunaikan sholat berjamaah bersama Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi, yang didampingi Ibu Nuning Akhmadi beserta rombongan KBRI.
“Alhamdulillah, Pak Dubes Heri Akhmadi dan Ibu beserta rombongan KBRI Tokyo juga turut sholat Idul Adha di Masjid Indonesia Tokyo pada gelombang kedua,” jelas Nasril Albab.
Menurutnya, sholat Idul Adha kali ini berjalan lancar, khidmat, dan tertib.
“Alhamdulillah, jamaah di setiap gelombang memenuhi masjid dan juga balai Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT). Perkiraan jamaah yang menunaikan sholat Idul Adha di sini sampai 2000-an untuk keseluruhannya,’’ tuturnya.
Beralih ke Masjid Nusantara Akihabara, Tokyo, Ketua Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) NU Jepang, Arief Mirza mengatakan bahwa jamaah sholat Idul Adha pada gelombang pertama dimulai pada pagi hari pukul 06.00 JST. Di masjid ini, pengurus menyediakan kuota tiga gelombang untuk para jamaah yang hendak melaksanakan sholat Idul Adha.
Perayaan Idul Adha di setiap wilayah Jepang diwarnai ciri khas masing-masing. Salah satunya, ketika selesai sholat Idul Adha, ada panitia yang telah mempersiapkan hidangan makanan bagi para jamaah, seperti yang dilakukan oleh pengurus Masjid NU At-Taqwa.
“Sehabis sholat id di masjid NU At-Taqwa, para jamaah diarahkan ke pesantren untuk menikmati sarapan lontong opor yang telah dipersiapkan panitia,” jelas Ketua Tanfidziyah PCINU Jepang Achmad Gazali. Ia juga berharap bahwa di tahun yang akan datang pesantren juga bisa ditempati untuk pelaksanaan sholat Id, sehingga dapat mempermudah Muslim menemukan tempat untuk melaksanakan sholat Id.
Selain itu, ada juga panitia Idul Adha seperti Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Jepang yang mengadakan Acara Kids Ceria untuk anak-anak dan remaja. Mereka mengajak melakukan permainan serta drama anak tentang kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail di Masjid Indonesia Tokyo setelah pelaksanaan Sholat Id usai.