Syekh Maeno Jelaskan Adab Shalat dan Berdoa untuk Muslim di Jepang
Umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah, terutama shalat, karena merupakan tiang agama. Hal ini disampaikan oleh salah satu Imam Besar asli Jepang Syekh Maeno, Sabtu (27/04/24). Beliau menyebut bahwa pada dasarnya beribadah baik shalat atau berdoa boleh di mana saja dan kapan saja, tetapi harus memperhatikan adab.
“Pada dasarnya, di mana pun kita berada, kita bisa beribadah. Bolehkah saya melakukannya di toilet? Jawabannya, tidak bisa, karena toilet itu tempat yang jorok (kotor),” jelasnya di Masjid Nusantara Akihabara Tokyo.
Syekh Maeno juga melanjutkan bahwa ibadah boleh di tempat mana pun asalkan tidak mengganggu orang lain, seperti di peron stasiun.
“Ya, itu bisa dilakukan di peron stasiun, tapi selama tidak mengganggu (membuat masalah),” tambahnya.
Begitu juga dengan berdoa. Menurutnya, Muslim dapat melakukannya kapan pun dan di mana pun. Bahkan tanpa syarat apa pun. Namun, hal ini berbeda dengan ibadah sholat yang mana setiap muslim harus bersuci (seperti berwudhu) terlebih dahulu sebelum menghadap Allah.
Pentingnya bersuci dalam shalat juga dijelaskan Syekh Maeno. Hal tersebut merupakan salah satu adab shalat karena Muslim akan berhadapan dengan penciptanya, Allah SWT. Menurutnya, tujuan bersuci ini merupakan syarat penting untuk memperlancar ibadah.
Negara Jepang yang mempunyai 4 musim dapat memberikan kelonggaran bagi Muslim jika ingin bersuci dengan menggunakan alas kaki seperti khuf atau kaos kaki tebal yang terbuat dari kulit. Oleh karena itu, Muslim dapat bersuci dengan mengusap khuf tersebut tanpa melepasnya. Menurutnya, batas waktu untuk musafir (orang yang sedang dalam perjalanan) adalah 3 hari, sedangkan mukim (orang yang tinggal di rumah) adalah sehari semalam.
Menurutnya, spiritualitas ibadah merupakan hakikat ibadah yang bersifat batin. Beliau pun menegaskan bahwa tujuan shalat bagi Muslim adalah untuk mengingat Allah, sebagaimana yang dijelaskan di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 14 yang berbunyi,
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Artinya: Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Menurutnya, pelaksanaan shalat juga harus mengikuti perintah Nabi, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori yang berbunyi,
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
Artinya: Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat.
Berdasar dalil yang disebutkan ini, ada beberapa syarat untuk melaksanakan ibadah menurut Syekh Maeno.
“Pertama, ada poin normalitas dan kemurnian. Silakan pastikan tubuh Anda bersih dari kotoran terlebih dahulu (suci), baik hadats besar maupun hadats kecil,” jelas muallaf yang pernah menempuh studi di Damaskus itu.
Pentingnya pakaian dan tempat yang digunakan bersih dan suci dalam melaksanakan ibadah shalat juga diungkapkan juga oleh Syekh Maeno. Beliau pun merinci tentang batasan aurat laki-laki dan wanita.
“Bagi laki-laki, (auratnya) dari bawah pusar hingga di atas lutut. Untuk wanita, wajah, tangan, dan kaki. Apa yang harus dilakukan tergantung pada pengetahuannya,’’ paparnya kepada peserta yang hadir di Masjid dan di platform Zoom serta youtube PCINU Jepang.
Selanjutnya, arah dalam melaksanakan shalat adalah menghadap ke Ka’bah. Beliau menyampaikan cara untuk menentukan arah Ka’bah, yaitu menggunakan aplikasi yang saat ini tersedia serta dapat digunakan sebagai penunjuk arah. Namun, apabila tidak memilikinya, kita dapat melihat matahari atau bayangan pohon.
Kontributor: Zayyin