Webinar PCI Fatayat NU Asia Timur: Aktualisasi Spirit Bulan Muharram dan Peran Perempuan dalam Perdamaian

Peserta Webinar

Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Fatayat NU Hongkong, PCI Fatayat NU Jepang, dan PCI Fatayat NU Korea Selata, berkolaborasi menyelenggarakan Webinar Internasional PCI Fatayat NU Asia Timur dengan tema “Aktualisasi Spirit Bulan Muharram: Peran Perempuan dalam Menjalin Persahabatan dan Perdamaian” pada hari Minggu, 21 Juli 2024.

Acara webinar dipandu oleh Sahabat Mozart Nuzul Apriliza, Ketua PCI Fatayat NU Korea Selatan, dan dimoderatori oleh Sahabat Sri Dian Nursapaah, Wakil Ketua PCI Fatayat NU Jepang. Yayuk Yuliani Wahyuningtyas, Ketua PCI Fatayat NU Hongkong sekaligus Ketua Panitia, dalam sambutannya menegaskan bahwa PCI Fatayat NU di masing-masing negara akan terus melanjutkan perjuangan dakwah Nahdlatul Ulama dan berkomitmen untuk terus melakukan kolaborasi untuk memperkuat persahabatan antar-negara.

Materi oleh Nyai Lailatus Syarifah, M.E

Acara ini menghadirkan pembicara utama Hj. Margaret Aliyatul Maemunah, M.Si, Ketua PP Fatayat NU. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi koordinasi dan kolaborasi antar-negara sebagai perwujudan nyata persahabatan PCI Fatayat NU di Asia Timur. “Perempuan memiliki peran strategis dalam membangun persahabatan dan perdamaian. Dalam konteks yang sangat luas, dengan adanya organisasi Fatayat, saya harap semangat ini akan lebih masif dan berdampak positif kepada masyarakat,” ungkap Margaret.

Nyai Lailatus Syarifah, M.E, narasumber yang juga Ketua Forum Daiyah Fatayat Kabupaten Kendal dan sedang menempuh pendidikan doktoral di UIN Walisongo, membahas tentang keutamaan bulan Muharram dan menekankan spirit perdamaian pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah. “Bulan Muharram jaraknya dekat dengan Dzulhijah, di mana jamaah haji masih dalam perjalanan pulang, sehingga dilarang adanya perang. Perempuan dapat menjadi agen perdamaian. Perempuan dikaruniai rahim yang senada dengan salah satu asmaul husna yang bermakna Yang Maha Penyayang,” paparnya. Lailatus Syarifah juga menekankan bahwa perempuan dapat berperan sebagai mediator dan negosiator, baik di tingkat masyarakat maupun global.

Acara dilanjutkan dengan sesi ramah-tamah sesama PCI Fatayat NU dengan tujuan mempererat hubungan antar-negara. Webinar ini bukan hanya berfungsi sebagai ajang berbagi ilmu, melainkan juga memperkuat ikatan persaudaraan dan komitmen PCI Fatayat NU di Asia Timur dalam membangun persahabatan dan perdamaian.

Kontributor: Lina
Editor: Dina