Yasin dan Tahlil Spesial di Masjid NU At-Taqwa Koga Tutup Safari Dakwah Gus Rifqil dan Ning Imaz

Yasin dan Tahlil Spesial di Masjid NU At-Taqwa Koga mengakhiri rangkaian safari dakwah Gus Rifqil Muslim Suyuthi, Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Hikmah di Kendal, dan Ning Imaz Fathimatuz Zahro, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Lirboyo di Kediri, yang berlangsung sejak 14 November 2024.

Kegiatan ini dihelat bersamaan dengan Ngaji Spesial bertemakan “Membangun Keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah di Negeri Sakura” yang diselenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (MWCINU) Ibaraki di Masjid NU At-Taqwa Koga, Ibaraki pada Kamis, 21 November 2024. 

Ustadz Kholil dan Ustadz Muhammad Riza Diponegoro, ustadz sekaligus imam Masjid NU At-Taqwa Koga, Ibaraki memimpin jalannya pembacaan yasin dan tahlil pada kegiatan yang berlangsung pada malam Jumat tersebut.

Acara tersebut turut dihadiri pula oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, Mustasyar PCINU Jepang, Ketua MWCINU Ibaraki, dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Koga Ibaraki Jepang. 

Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah PCINU Jepang Achmad Gazali, Ph.D menyampaikan pentingnya mengkaji dan membantu pasangan suami istri dalam menjaga kenyamanan, ketenteraman, dan ketenangan berumah tangga, khususnya di negeri muslim minoritas.

“Kita mengemban peran penting di negeri di mana muslim menjadi minoritas. Contohnya, kita bisa mengkaji dan mengadvokasi pasangan suami istri di sini, dan membantu mereka menjaga kenyamanan, ketenteraman, dan ketenangan berumah tangga,” papar Gazali. “Di sisi lain, bagi pemuda yang belum mempunyai pasangan, hendaknya mengisi kegiatan positif seperti mengaji dan bersholawat di lokus-lokus komunitas muslim di Jepang,” tambah mahasiswa program post-doctoral di Universitas Tsukuba ini.

Dalam materi yang disampaikan, Gus Rifqil menjelaskan bahwa pernikahan memiliki makna mendalam yang memerlukan perjuangan bersama. Ia menekankan bahwa untuk mencapai pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, diperlukan upaya dan komitmen dari kedua belah pihak. Seiring berjalannya waktu, pasangan suami istri akan menemukan tujuan tersebut dalam kehidupan berumah tangga.

“Pernikahan itu penuh makna dan bukan sesuatu yang instan,” ujar Gus Rifqil. “Untuk mewujudkan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, dibutuhkan perjuangan dari kedua belah pihak. Sejalan dengan usia pernikahan, tujuan itu akan semakin jelas dan terasa,” tambahnya.

Apabila cinta itu tanpa syarat, saat usia pasangan mulai menua dan kemampuan untuk memberikan nafkah lahir maupun batin memudar, niscaya rasa cinta masih terjalin di antara pasangan suami istri, imbuh Gus Rifqil.

Gus Rifqil berpesan kepada para jamaah yang belum menikah agar tetap fokus pada apa yang sedang mereka jalani. Ia menjelaskan bahwa menikah menjadi wajib ketika seseorang sudah mampu secara materi dan memiliki keinginan kuat. Namun, menikah bisa menjadi makruh jika belum siap secara mental atau masih dalam proses mengejar tujuan tertentu, seperti menuntut ilmu atau meraih cita-cita.

Menjelang akhir acara, Gus Rifqil bersama para pengurus mengunjungi Pesantren NU At-Taqwa Koga untuk melihat langsung kondisi pesantren serta mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangannya di Jepang. Ia menyampaikan bahwa perjuangan dalam mendirikan dan mengelola pesantren ini sangatlah penting. Gus Rifqil juga mendoakan agar Pesantren NU At-Taqwa beserta segenap pengurusnya senantiasa mendapatkan kekuatan dan pertolongan dari Allah SWT sebagai ujung tombak dakwah Islam di Jepang.

Kontributor: Alnus Meinata
Editor: Dina Faoziah, Zayyin