Kader Nahdliyin dari 15 Prefektur di Jepang Ikuti Upgrading ke-NU-an di Ibaraki

Kader Nahdliyin dari 15 Prefektur di Jepang Ikuti Upgrading ke-NU-an di Ibaraki

Kader Nahdliyin dari 15 Prefektur di Jepang

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mengadakan upgrading ke-NU-an di Masjid NU At-Takwa, Koga, Ibaraki, 2-3 Januari 2023. Kegiatan itu diikuti sekitar 80 orang perwakilan 9 Majelis Wakil Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (MWCINU) se-Jepang, Badan Otonom dan Nahdilyin dari berbagai prefektur di Jepang.

Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut adalah Mustasyar PCINU Jepang Dr. M. Zahrul Muttaqin, yang juga Atase Kehutanan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo; Wakil Rais Syuriah PCINU Jepang KH Agus Sulivan dan KH. Mahmud Sulaeman dan Ketua PCINU Jepang 2021-2023 Achmad Gazali M.Sc. Hadir pula Ketua PCINU Jepang 2005-2006 Dr. Indra Singawinata.

Achmad Gazali menjelaskan tujuan umum kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan nahdliyin, khususnya Pengurus NU di Jepang terhadap nilai-nilai NU.

“Semua elemen nahdliyin di Jepang baik pemagang, mahasiswa, warga, pengusaha, seniman dan lainnya harus bersatu membangun NU di Jepang. Membaur dengan masyarakat lokal maupun warga asing dalam mengenalkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujar Gazali.

Zahrul Muttaqin sebagai pemateri pertama, menyampaikan bahwa pada bulan Februari 2023, NU akan mencapai usianya yang ke satu abad. “Saat ini, di usia 100 Abad (Hijriah), NU telah berkembang menjadi organisasi islam terbesar di dunia di bawah kendali Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan ribuan organisasi di level bawahnya serta yang memiliki jaringan dari pusat hingga daerah,” sahutnya.

Indra Singawinata dalam kesempatan yang sama menjelaskan sejarah berdirinya PCINU Jepang pada tahun 2004 yang dilatarbelakangi oleh keresahan sejumlah mahasiswa terhadap acara keagamaan yang cenderung menyalahkan amalan dan ajaran Ahlussunnah wal jama’ah.

“Kita umat Islam Indonesia telah mengamalkan berbagai tradisi keagamaan yang identik dengan jamaah NU (NU kultural), sejak kecil kita aktif ngaji, yasinan, maulidan, dan sebagainya, sehingga perlu untuk menjaga tradisi kita meskipun sedang merantau di Jepang,” papar Singawinata yang saat ini menjabat Sekretaris Jenderal Asian Productivity Organization (APO).

“Kita patut bangga sebagai warga NU di Jepang, NU itu nasabnya jelas, sejarahnya jelas, guru-gurunya jelas, ajarannya jelas, sikapnya juga jelas,” tambahnya.

Ade Nur Syamsiah, salah satu peserta dari Moka-Shi, Prefektur Tochigi, mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan dengan acara Upgrading tersebut. “Acara ini menyemangati dan membangkitkan semangat dakwah Aswaja kami, selama ini kami hanya kumpul dan makan bersama saja, baru pada Desember 2022, kami menginisiasi untuk membaca tahlil dan mengirim doa untuk orang tua, tidak disangka, ternyata banyak di antara kami yang memiliki latar belakang Nahdliyin, selanjutnya kami berencana membiasakan rutinan ngaji ala NU, semoga NU di Prefektur Tochigi dan Prefektur lainnya di Jepang bisa terus berkembang,” kata Ade

Foto by Laila PCINU Jepang