Tips Haji dan Umroh dari Jepang: Oleh-oleh dari Seminar di Masjid Kawaguchiko
Pergi mengunjungi Baitullah merupakan kewajiban bagi yang mampu dan mimpi setiap muslim dan muslimat. Berhaji dari Jepang pada umumnya memiliki kelebihan karena relatif lebih mudah dan tanpa antrean panjang. Pengurus Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama (PCIMNU) Jepang bekerja sama dengan Tim Ngopi & Piknik Masjid Kawaguchiko Jepang dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mengadakan seminar haji dan umroh dari Jepang pada Minggu (29/1/2023).
Acara yang berlangsung secara hybrid, yakni luring di Masjid Kawaguchiko, Yamanashi dan secara daring melalui platform Zoom tersebut, menghadirkan pembicara K.H. Drs. Dadang Jaelani, M.Ed. TESOL (Imam Besar Masjid Nusantara, Akihabara, sekaligus Mustasyar PCINU Jepang), Ustad Bambang Harianto (Tim Ngopi & Piknik Masjid Kawaguchiko Jepang sekaligus A’wan Syuriah PCINU Jepang), Dr. Nadiatus Salama (Dewan Penasihat PCIMNU Jepang), dan Ibu Nilasventu Anggraini.
Menurut Tuti Alawiyah, Ketua Panitia sekaligus Ketua II PCIMNU Jepang, kegiatan seminar tersebut bertujuan untuk memberikan informasi haji dan umroh dari Jepang. “Banyak warga muslim yang berdomisili di Jepang membutuhkan informasi tentang bagaimana cara berangkat haji dan umroh dari Jepang. Harapannya, acara ini dapat memberi informasi dan memotivasi kita untuk dapat mengunjungi Baitullah,” papar Tuti.
Achmad Gazali, Ketua PCINU Jepang dalam sambutannya menyampaikan bahwa berhaji merupakan salah satu hal yang penting karena merupakan rukun Islam yang ke-5. Gazali berharap ke depannya ada warga Nahdliyin di Jepang yang bisa fokus menangani haji dan umroh dari Jepang.
Pemateri pertama K.H. Dadang Jaelani menyampaikan materi pengajian tentang keutamaan haji dan umroh, dengan metode membaca kitab ala pesantren menggunakan referensi kitab Matan Idhah Fi al-Manasik karya Imam Nawawi. Hal senada tentang haji dan umroh juga disampaikan oleh pemateri Ustad Bambang Harianto.
Pembicara kedua Dr. Nadiatus Salama memberikan tiga tips utama bagi mahasiswa yang ingin berangkat haji dari Jepang semasa kuliah. Menurut Nadia, selain niat yang kuat untuk berhaji, hal yang harus dipikirkan dan dipersiapkan adalah keuangan (menabung dari beasiswa atau arubaito), akademik (izin ke dosen pembimbing), dan keluarga (bagi yang membawa keluarga ke Jepang). Salah satu yang menjadi tantangan adalah ketika menjelaskan dan meminta izin kepada dosen pembimbing yang merupakan orang Jepang untuk berhaji. “Bagi mahasiswa, minimal tanggungan akademik jurnal dan konferensi sudah selesai, atau minimal separuhnya selesai, baru kemudian meminta izin ke Sensei,” ungkap Dr. Nadia.
Pemateri ketiga Nilasventu Anggraini menyampaikan suka dan duka membawa anak ketika haji dan umroh, antara lain adalah terus memberi motivasi positif pada anak yang masih kecil untuk menikmati proses perjalanan ke Mekkah. “Pada awalnya saya merasa khawatir membawa anak saat berhaji. Namun, ketika sudah di tanah suci, justru saya merasa sayalah yang dimotivasi oleh anak agar bersemangat dalam menjalankan ibadah haji.”
Sesi diskusi berlangsung sangat interaktif. Berdasarkan diskusi dan jawaban para pemateri, Syarat utama berangkat haji dan umroh dari Jepang adalah memiliki residence card Jepang dan memenuhi syarat-syarat lainnya yang relatif mudah dipenuhi. Beberapa agen perjalanan telah menginformasikan keberangkatan umroh dari Jepang tahun 2023 dengan kisaran biaya 360.000 yen. Untuk keberangkatan haji dari Jepang tahun 2023 memang belum terdapat informasi biaya. Namun, menurut pembicara, ditaksir bahwa biaya haji dari Jepang sekitar 1.000.000 yen.