Peluang Nonis Mendapat Hidayah Karena Ramadhan
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mengadakan pengajian Ramadhan Kedua dengan pemateri dari Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr. K.H Abdullah Syamsul Arifin, Namun, karena berhalangan sakit, beliau diwakili oleh Kyai Haji Abdul Muiz Ali (Kyai Ama nama akrabnya).
“Walaupun Kyai Abdullah Syamsul Arifin tidak bisa hadir, tapi kita tetap masih bisa mengaji karena ada kyai Abdul Muiz Ali yang membadali (menggantikan) beliau, sehingga tidak mengurangi keberkahan dan tidak mengurangi kefadhilahan acara hari ini,” ungkap Ketua Tanfidziyah PCINU Jepang, Kyai Achmad Gazali pada hari Sabtu, 23 Maret 2024 secara daring melalui platform Zoom.
Beliau juga mendoakan semoga Ketua Lembaga Dakwah PBNU segera mendapat kesehatan. Kyai Abdul Muiz Ali juga turut mendoakan semoga cepat diberikan kesembuhan.
Sebelum memberikan materi pengajian Ramadhan, Kyai Abdul Muiz Ali mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu untuk meningkatkan ibadah dari segi kualitas dan kuantitas.
“Ramadhan tempat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita,” paparnya.
Pengajian Ramadhan yang dilaksanakan menjelang berbuka puasa itu juga mengajarkan bahwa ‘nonis’ (istilah kekinian untuk non-muslim) juga mempunyai peluang untuk mendapatkan hidayah karena menghormati bulan Ramadhan. Hal ini juga diceritakan beliau bahwa ada non-muslim Majusi yang pernah memukuli dan memarahi anaknya makan siang hari di pasar saat bulan Ramadhan, kemudian di akhir hayatnya dia masuk Islam dan husnul khatimah.
“Ada non-muslim memarahi anaknya makan siang hari (di pasar) karena (dianggap) tidak menghormati bulan Ramadhan, kemudian meninggal husnul khatimah,” jelasnya.
Beliau juga menambahkan bahwa umat Islam tidak boleh melabeli sesat kepada seseorang karena hanya Allah Yang Maha Mengetahui hakikat seseorang itu.
“Kita jangan terlalu melabeli seseorang itu dhohirnya sesat, kita juga tidak tahu nanti kita berakhir baik atau tidak,” terangnya.
Di akhir pengajiannya, beliau menambahkan bahwa Allah memberikan diskon pengampunan saat Ramadhan baik saat hadir di majelis ilmu, sholat berjamaah, menghormati orang tua, istri yang mengharap ridho suaminya, dan membantu kebutuhan saudaranya.
“Barang siapa yang hadir di majelis ilmu di bulan Ramadhan, maka satu langkahnya akan dibalas dengan ibadah selama satu tahun. Barang siapa istiqomah berjamaah sholat di bulan Ramadhan, maka akan diberikan satu rakaatnya dengan satu kota yang dipenuhi nikmat Allah. Orang yang berbuat baik langsung atau tidak langsung kepada orang tua di bulan Ramadhan akan mendapatkan pandangan kasih sayang dari Allah SWT. Istri yang meminta maaf kepada suaminya saat Ramadhan akan mendapatkan pahala seperti pahalanya Maryam dan Asiyah. Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya seiman di bulan Ramadhan, maka Allah akan mewujudkan harapannya di hari kiamat nanti,” pungkas Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini.
Kontributor: Zayyin